Minggu, 08 Agustus 2010

Hukum Waqof

Waqaf( وقف ).
Dari sudut bahasa: Berhenti / menahan. Dari sudut istilah tajwid: Menghentikan seketika bacaan secara memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernafas dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan.
1. Waqaf Lazim( الوقف اللازم )/ Waqaf Tam( الوقف التام ).
Menghentikan bacaan pada rangkai kata yang sempurna maknanya serta lafaz (dari segi i’rab) dan maksudnya tidak tergantung dengan kata-kata berikutnya. Waqaf ini bertanda:( م )
2. Waqaf Ja’iz (Berhenti Harus) الوقف الجائز .
Bacaan diharuskan berhenti atau sambung. Kedudukan hukum bahagian ini kadangkala sama (berhenti atau sambung), kadangkala sambung lebih baik dari berhenti dan kadangkala berhenti lebih baik dari sambung (iaitu menghentikan bacaan pada rangkai kata yang tidak merosakkan maknanya).
3. Waqaf Kafi( الوقف الكافي ).
Bacaan harus diberhentikan atau disambung malah berhenti lebih baik dari sambung. Ia dinamakan demikian kerana lafaznya sempurna dan tidak bergantung dengan lafaz selepasnya. Tandanya( قلي ).
4. Waqaf Tasawi( وقف التساوي ).
Kedudukan hukum bacaan tersebut ketika berhenti dan sambung adalah sama. Tandanya:( ج ).
5. Waqaf Hasan( الوقف الحسن ).
Bacaan yang diharuskan berhenti atau sambung malah sambung adalah lebih baik dari berhenti. Ia dinamakan demikian kerana memberhentikan bacaan padanya adalah lebih baik. Tandanya( صلي ).
Secara bahasa waqof artinya terhenti/tertahan. Menurut istilah ilmu tajwid, waqof maksudnya memutuskan suara pembacaan atas suatu kalimat untuk menarik napas, dengan berniat untuk mengulangi bacaannya atau memang berwaqof di tempat yang pantas.
Dalam setiap mushaf menampilkan tanda-tanda waqof yang berbeda. Oleh karena itu, dalam makalah ini hanya akan dibahas tanda-tanda waqof yang dipergunakan pada mushaf Qur’an Saudi saja. Tanda-tanda waqof pada mushaf ini terdapat pada halaman-halaman terakhir mushaf.

Hukum Bacaan Idzhar

Idzhar Halqi
Yang diamakan idzhar halqi adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf halqi (yang keluar dari tenggorokan), yaitu : ء ح خ ع غ ﻫ
Adapun cara membacanya adalah harus dibaca jelas.
Contoh :
ء - مَنْ اٰمَنْ ح - مِنْ حمَِيْمٍ خ - مِنْ خَلاَقٍ

Idzhar (Al) Qomariyyah
Yang dinamakan Idzhar qamariyyah adalah apabila ada "AIdzhar Syafawi
Yang dinamakan idzhar syafawi adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf : ا ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل ن و ﻫ ي. Adapun cara membacanya adalah dengan menjelaskan atau menegaskan suara mim sukun tanpa disertai dengung.
Contoh : ن- لَهُمْ نَائِمُوْنَ ل- اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُم
l" bertemu huruf qamariyah yang berjumlah 14, yaitu : ب ج ح خ ع غ ف ق ك م و ه ء ي
Apabila ada bacaan "Al" bertemu dengan huruf qamariyah tersebut maka "Al" tetap dibaca jelas.
Contoh : اَلْبَلاَغُ اَلْخَبِيْرُ اَلْغَفُوْرُع - اَنْعَمْتَ غ - مِنْ غِسْلٍ ﻫ - مَنْ هَلَكَ

Hukum Bacaan ikhfa

Ikhfa' Haqiqi

Yang dinamakan ikhfa' haqiqi adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf lima belas, selain huruf-huruf yang telah disebutkan di atas yaitu:ت ث ج د ذ ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك
Cara membacanya adalah dengan menyamarkan (antara idzhar dan idgham) disertai dengan dengung yang sempurna.
Contoh :
ت - مِنْ تَحْتِهاَ ث - مَاءً ثَجَّاجًا ج - اَنْجَيْنَاكُمْ
ش – عَذَابًا شَدِيْداً د – مِنْ دُوْنِ اللهِ ذ – مَنْ ذَاالَّذِيْ
س – اِنَّ الْاِنْسَانَ ش – عَذَابٌ شَدِيْدٌ ص – وَلَدًاصَالِحًا
ض – مَنْضُوْدٍ ط – وَمَا يَنْطِقُ ظ – عَنْ ظُهُوْرِهِمْ
ف – عُمْيٌ فَهُمْ ق – رِزْقًاقَالُوْا ك – كِرَامًاكَاتِبِيْنَ
 
Ikhfa' Syafawi
Yang dinamakan idzhar syafawi adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan huruf ba' (ب). Cara membacanya adalah dengan dengung yang sampurna.
Contoh : تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ رَبُّهُمْ بِهِمْ

Hukum Bacaan Iqlab

Iqlab

Yang dinamakan iqlab adalah mengganti suara nun sukun atau tanwin menjadi mim sukun ketika bertemu dengan huruf Ba' (ب)
Contoh : سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ
Hukum Bacaan Ghunnah


GHUNNAH MUSYADDADAH
(نّ - مّ)
Yang dinamakan ghunnah musyaddadah adalah apabila ada nun bertasydid (نّ) atau mim bertasydid (مّ). Setiap ada nun atau mim bertasydid tersebut maka harus dibaca dengung yang sempurna (2 / 3 harakat)
Perhatikan contoh berikut :
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ عَمَّ يَتَسَاءَلُوْنَ

 Idghom Bighunnah
Yang dinamakan idghom bighunnah adalah apabila ada nun sukun atau tanwiin bertemu dengan salah satu huruf 4, yaitu : ي م ن و Adapun cara membacanya adalah dengan meleburkan bunyi huruf yang pertama kepada huruf sesudahnya sehingga bunyi huruf yang pertama tidak terdengar lagi dan harus dibaca dengung yang lama.
Contoh :
ي - قُلُوْبٌ يَّوْمَئِذٍ م – عَذَابٌ مُّقِيْمٌ
ن – عَنْ نَّفْسِهِ و – مِنْ وَّرَائِهِمْ

Idghom Bila Ghunnah
Yang dinamakan idghom bila ghunnah adalah apabila ada nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf ل ر Adapun cara membacanya adalah dengan meleburkan bunyi huruf yang pertama kepada huruf sesudahnya sehingga bunyi huruf yang pertama tidak terdengar lagi, tapi tidak boleh dibaca dengung.
Contoh : ل - مِنْ لَّدُنْهُ ر – رَبٍّ رَّحِيْمٍ

 Idgham (Al) Syamsiyyah
Yang dinamakan idgham syamsiyyah adalah apabila ada "Al" bertemu salah satu huruf syamsiyah yaitu : ت ث د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ل ن Apabila ada bacaan tersebut maka "Al" tidak lagi dibaca jelas, melainkan masuk ke huruf berikutnya.
Contoh : وَالتِّيْنِ وَالشَّمْسِ اَلضَّلاَلُ

Idgham Mutamatsilain
Yang dinamakan idgham mutamatsilain adalah apabila ada mim sukun bertemu dengan mim. Adapun cara membacanya adalah dengan dengung yang sempurna.
Contoh : لَهُمْ مَا يَتَّقُوْنَ لَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ

Rabu, 04 Agustus 2010

Hukum Bacaan Mad

HUKUM MAD


Arti dari mad adalah memanjangkan suara suatu bacaan. Huruf mad ada tiga yaitu : ا  و ي


Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu :
1.     Mad Ashli / mad thobi’i
Mad Ashli / mad thobi’I terjadi apabila :
-        huruf berbaris fathah bertemu dengan alif
-        huruf berbaris kasroh bertemu dengan wawu mati
-        huruf berbaris dhommah bertemu dengan ya mati
Panjangnya adalah 1 alif atau dua harokat.
contoh :

image


2.      Mad far’i
Adapun jenis mad far’i ini terdiri dari 13 macam, yaitu :

1)   Mad Wajib Muttashil
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Panjangnya adalah 5 harokat atau 2,5 alif. (harokat = ketukan/panjang setiap suara)
Contoh :

image


2.      Mad far’i
Adapun jenis mad far’i ini terdiri dari 13 macam, yaitu :

1)   Mad Wajib Muttashil
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Panjangnya adalah 5 harokat atau 2,5 alif. (harokat = ketukan/panjang setiap suara)
Contoh :

image

2)   Mad Jaiz Munfashil
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam kata yang berbeda.
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).
Contoh :

image


3)   Mad Aridh Lisukuun 
Yaitu setiap mad thobi’i bertemu dengan huruf hidup dalam satu kalimat dan dibaca waqof (berhenti).
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).  Apabila tidak dibaca waqof, maka hukumnya kembali seperti mad thobi’i.
Contoh :

04)    Mad Layyin
Mad ini terjadi bila :
huruf berbaris fathah bertemu wawu mati atau ya mati, kemudian terdapat huruf lain yg juga mempunyai baris.
Mad ini terjadi di akhir kalimat kalimat yang dibaca waqof (berhenti).
Panjang mad ini adalah 2 – 6 harokat ( 1 – 3 alif).
Contoh :

image


Makhorijul Huruf

Makhorijul Huruf

Bab Makhorijul huruf adalah salah satu bab yang sangat penting dalam ilmu tajwid.
Makhroj (المخرج) secara bahasa adalah: “Tempat keluar” (محل خروج)
Dan secara istilah adalah :
محل خروج الحرف وتمييزه من غيره
“Tempat keluarnya huruf dan pembeda antara satu huruf dengan huruf yang lainnya.”
Tempat-tempat keluarnya huruf ini dibagi secara umum dan secara khusus.
Tempat-tempat keluarnya huruf secara umum ada 5 :
  1. Rongga mulut (الجوف)
  2. Tenggorokan (الحلق)
  3. Lidah (اللسان)
  4. Dua bibir (الشفتين)
  5. Rongga hidung (الخيشوم)
Adapun tempat-tempat keluarnya huruf secara rinci ada 17 :
  1. Rongga mulut (huruf mad yang tiga : ا،و،ي)
  2. Pangkal tenggorokan (ء،ه)
  3. Tengah tenggorokan (ع،ح)
  4. Ujung tenggorokan (غ،خ)
  5. Pangkal lidah paling belakang (ق)
  6. Pangkal lidah sedikit ke depan (ك)
  7. Tengah lidah dengan langit-langit (ج،ش،ي)
  8. Sisi lidah bertemu geraham atas (ض)
  9. Dibawah sisi lidah setelah dhad (ل)
  10. Ujung lidah setelah lam (ن)
  11. Ujung lidah setelah nun (ر)
  12. Ujung lidah bertemu gusi atas (ط،د،ت)
  13. Ujung lidah bertemu ujung gigi depan yang atas (ظ،ذ،ث)
  14. Ujung lidah diantara gigi atas dan gigi bawah (lebih dekat ke bawah) (ص،س،ز)
  15. Bibir bawah bagian dalam bertemu ujung gigi atas (ف)
  16. Dua bibir (و،ب،م)
  17. Rongga hidung (ghunnah/ dengung)